Kenakan Busana Adat Bali, Anak-Anak TK Belajar Alam di Kebun Milik Warga LDII

Kenakan Busana Adat Bali, Anak-Anak TK Belajar Alam di Kebun Milik Warga LDII

Tabanan – Memakai busana adat madya Bali, rombongan anak TK Tunas Harapan, Denbantas, Tabanan, mengunjungi The Gardenous, sebuah kebun terintegrasi di Jalan Majapahit, Desa Dajan Peken, Tabanan, Bali.

Anak-anak itu didampingi orang tua dan para guru. Selama di dalam kebun, mereka berlarian dan asyik melihat beragam tanaman. Mereka juga antusias melihat beberapa ekor marmot yang ada di dalam kandang mini. Rupanya banyak anak yang belum pernah melihat binatang pengerat dari suku tupai-tupaian sciuridae itu.

“Kedatangan kami ke sini mengajak anak-anak dari usia dini lebih dekat dengan alam sekitar, sehingga tahu manfaat lingkungan hidup,” ujar Kepala TK Tunas Harapan, Ni Kade Muliantini Pande saat mengunjungi The Gardenous belum lama ini.

Selama berada di dalam kebun mereka mendapat penjelasan langsung dari pemilik kebun, Imam Kambali. Menurut Muliantini, banyak hal yang bisa dipelajari dari De Gardeneus. Semua yang ada di kebun seluas 2 are ( 200 meter persegi) ini terintegrasi dengan baik dan tidak ada yang terbuang sia-sia.

Mulai sampah organik seperti kotoran sapi dan marmot dijadikan kompos, lalu dipakai memupuk tanaman, kemudian tanaman yang berbunga sarinya diisap tawon klanceng, dan madunya bisa dimanfaatkan untuk kesehatan. Sementara buah semangka yang ditanam bernilai ekonomi.

SERU: Anak-Anak TK Tunas Harapan mendapat penjelasan dari Kepala TK tentang tumbuhan dan binatang yang ada di Gardenous.

Selain itu, para guru dan anak-anak serta orang tua bisa mengenal tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan setiap hari. Misalnya stevia rebaudiana, dedaunan yang bisa dimanfaatkan sebagai gula alami. Tanaman tersebut cocok untuk penderita diabetes.

“Luar biasa bagus, kami berterima kasih pada pemilik The Gardenous yang telah memberi kesempatan pada kami belajar tentang kebun terintegrasi. Tadi anak-anak terlihat sangat senang,” tukasnya.   

Sementara itu, Imam Kambali, pemilik The Gardenous mengatakan, kebunnya itu terbuka untuk siapa saja yang ingin belajar. Bahkan, dia menggratiskan bagi anak-anak sekolah.

Kambali menjelaskan, The Gardenus bukan sekadar kebun biasa. Kebunnya itu terinspirasi dari filosofi Tri Hita Karana, sebuah konsep dalam agama Hindu. Ketiga hal tersebut adalah parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan), pawongan (hubungan manusia dengan sesama manusia), dan palemahan (hubungan manusia dengan alam).

Pada intinya Tuhan menciptakan alam untuk manusia, maka manusia harus menjaganya agar kehidupan bisa lestari. “Di Gardeneus ini semua saling menghidupi dan membutuhkan. Tawon bisa menghasilkan madu karena ada bunga, bunga bisa tumbuh karena ada kompos dari sampah organik. Semua berputar, maka semua harus saling menjaga,” jelas Wakil Ketua DPD LDII Tabanan itu.

Ayah lima anak itu menambahkan, dalam integrated gardening penting untuk menjaga stabilitas setiap unsurnya mulai dari sumber nitrogen, hewan (penghasil pupuk), dan tanaman itu sendiri yang bernilai ekonomi.

Ia sudah 12 kali panen semangka dan melon. Semuanya ditanam ke dalam pot secara vertikal untuk menghemat ruang dan seluruh tanaman memperoleh distribusi cahaya yang maksimal.

Sedangkan kebutuhan air bagi tanaman dipenuhi dengan metode drip irrigation (tetesan) yang biasa diterapkan pada cara bertanam hidroponik. Dengan sistem ini, kebutuhan air untuk tanaman pada tiap pot diatur secara komputasi. (jay)

Kegiatan