
Tabanan – Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, DPD LDII Tabanan menggelar sosialisasi pencegahan radikalisme, terorisme, intoleransi, dan ekstrimisme, Rabu (4/6/2025) malam. Acara yang digelar di Gedung Sekretariat DPD LDII Tabanan itu diisi oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88.
Warga LDII yang datang tampak antusias dengan mengajukan pertanyaan dan testimoni saat sesi sharing. Ketua Tim Cegah Densus 88 Satgaswil Bali, Ipda Hadinata Kusuma mengungkapkan, ada empat faktor penyebab radikalisme dan terorisme, yakni faktor global, nasional, regional, dan isu kultural.
”Faktor isu kultural ini dibagi jadi tiga, yaitu pemahaman agama yang dangkal, penafsiran kitab suci yang sempit (tekstual), dan indoktrinasi agama yang salah,” jelas Hadinata.
Dijelaskan lebih lanjut, radikalisme dan terorisme tidak merujuk pada satu agama saja. Beberapa pemeluk agama memiliki pemahaman ekstrim yang berpotensi memicu aksi terorisme. Selain ideologi agama, motif terorisme juga dipicu balas dendam dan solidaritas komunal.
”Ibarat pohon, intoleransi adalah akarnya, radikalisme adalah batangnya, dan aksi terorisme adalah buahnya,” tegasnya.
Hadinata mengapresiasi LDII yang sudah membina warganya menjadi warga negara yang baik dan taat pada peraturan pemerintah. ”Di LDII ini luar biasa kompak. Etika pemudanya juga luar biasa. Lewat do depan yang tua sopan, kemudian sandal ditata rapi. Kami salut dengan LDII. Kami berharap sinergi ini terus berlanjut,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Tabanan, Maulana Sandijaya mengapresiasi tim Densus 88 yang sudah datang memberi sosialisasi. Menurutnya, materi dari Densus 88 bisa memperkuat rasa nasionalisme warga LDII. Sandi menegaskan, pemahaman dan pengamalan Pancasila wajib dilaksanakan secara konsisten untuk menjaga keutuhan NKRI.
”Tugas menjaga persatuan dan kesatuan negara bukan hanya tugas Densus 88 atau aparat negara saja, tapi tugas semua anak bangsa. Kami, warga LDII sebagai komponen bangsa siap berkolaborasi menjaga NKRI dari ancaman radikalisme dan terorisme,” ucapnya.
Di akhir acara, Hadinata menyerahkan piagam penghargaan pada Sandijaya. Setelah itu dirangkai dengan deklarasi antiradikalisme, intoleransi, dan terorisme yang diikuti semua warga LDII. (mau)